Gerakan #MakanBijak Bisa Kurangi Gangguan Kesehatan Selama Ramadhan

Jum'at, 03 Mei 2019 - 20:30 WIB
Gerakan #MakanBijak...
Gerakan #MakanBijak Bisa Kurangi Gangguan Kesehatan Selama Ramadhan
A A A
JAKARTA - Puasa merupakan momen meningkatkan ibadah sekaligus menjaga pola hidup sehat. Pada saat puasa, seseorang harus bisa mengatur pola makan . Baik saat sahur, berbuka dan saat makan malam dengan nutrisi yang seimbang sehingga mendapatkan manfaat dari berpuasa yang baik bagi kesehatan. Namun, faktanya adalah sebaliknya.

Seringkali saat berbuka puasa, seseorang merasa sangat lapar hingga akhirnya mengonsumsi makanan dengan porsi berlebihan. Bahkan, sebagian orang mampu menghabiskan makanan di meja makan. Sementara, sebagian lainnya tidak mampu menghabiskan makanan yang akan dibuang dan menjadi sampah.

Berdasarkan Food Sustainability Index 2017 yang dirilis The Economist Intelligence Unit (EM, untuk kategori limbah dan bahan makanan yang terbuang (Food Loss and Waste), Indonesia menempati peringkat kedua terbawah atau hanya Iebih baik dari Arab Saudi.

Sementara, Dinas Kebersihan DKl Jakarta pada 2016 mengungkapkan adanya peningkatan volume sampah sebesar 10% hanya pada 10 hari pertama Ramadhan yang didominasi oleh sampah organik seperti sisa makanan.

Untuk sebagian orang yang memaksakan dirinya agar mampu menghabiskan makanan tersebut daripada membuangnya, tentunya juga berdampak tidak baik karena mengonsumsi makanan secara berlebihan tidak baik untuk perut. (Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat Berbicara Seks pada Anak? ).

"Kekurangan dan kelebihan makan berisiko pada gangguan kesehatan. Misalnya, makanan berlebihan dapat menimbulkan rasa begah dan tidak nyaman pada perut. Ketidaknyamanan ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama saat berpuasa. Puasa yang seharusnya dapat dijadikan momen emas untuk ibadah sambil detoks, mencegah dan menurunkan inflamasi (radang) dan obesitas, bisa gagal karena makan berlebihan selama bulan puasa. Seharusnya puasa dapat menjadikan penduduk lebih sehat dan lebih hemat atau tidak boros," kata Prof. Hardinsyah, MS, PhD selaku Ketua PERGIZI Pangan Indonesia saat acara peluncuran gerakan sosial #MakanBijak bersama Mylanta di FX Sudirman, Jakarta, Jumat (3/5/2019).

Melihat fakta tersebut, tahun ini Mylanta melanjutkan gerakan sosial bertajuk #MakanBijak untuk kembali mengedukasi dan mengingatkan masyarakat Indonesia agar terus menerapkan kebiasaan makan secara bijak, terutama di saat bulan puasa.

Gerakan ini mengajak masyarakat Indonesia agar makan tidak berlebihan untuk menjaga kesehatan perut dan membantu mengurangi sampah.

"Tahun ini, kami mengingatkan masyarakat Indonesia untuk menerapkan #MakanBijak dengan cara yang lebih menarik, yaitu dengan membawa kotak makan sendiri (Bring Your Own Box). Tujuannya adalah agar Anda dapat memisahkan dan menyimpan sebagian porsi makanan yang telah dipesan di awal, apabila terlalu banyak porsinya dan tidak dapat dihabiskan sekaligus sehingga makanan tersebut tidak akan terbuang percuma sekaligus tidak membuat Anda mengonsumsi makanan secara berlebihan," jelas Dinda Parameswari selaku Associate Brand Manager Mylanta.

Selain itu, membawa tempat makan sendiri juga dapat membantu menghindari dan mengurangi masalah lingkungan secara tidak langsung. Namun, inisiatif untuk membawa tempat makan ini tidak hanya dilakukan selama bulan puasa, tetapi ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadikan perilaku ini menjadi kebiasan yang dilakukan terus menerus sehingga dapat membantu mengurangi sampah dan juga konsumsi makanan yang berlebihan.

”Kami berharap edukasi mengenai makan secara bijak melalui gerakan sosial #MakanBijak dapat dilakukan secara berkesinambungan terhadap masyarakat agar kita semakin mengerti akan pentingnya menjaga kesehatan perut dengan mengatur porsi makan kita (makan secara bijak), sehingga dapat tercipta lingkungan dan perut yang sehat. Karenanya, mari makan bijak, baik untuk perutmu, baik untuk lingkunganmu,” tutup Dinda.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2467 seconds (0.1#10.140)